Senin, 21 November 2011

Sinyal Bahaya Datang dari Katulampa



Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor selama sepekan ini cukup mengancam wilayah Jakarta. Dengan intensitas besar hingga deras, hujan yang terjadi di wilayah Puncak dan Bogor langsung berdampak terhadap debit air Sungai Ciliwung.
Guyuran hujan yang merata, mulai dari hulu hingga hilir, sempat menaikkan ketinggian Sungai Ciliwung ke angka 130 sentimeter atau Siaga III yang terpantau di Mercu Bendung Katulampa. Ketinggian debit ini merupakan yang tertinggi sejak awal November lalu. Tak heran jika kemudian sebagian wilayah Jakarta, khususnya yang dilintasi aliran Sungai Ciliwung, langsung terendam banjir, misalnya daerah Kampung Melayu dan Bidaracina, Jakarta Timur.

Andi Sudirman, penjaga pintu Mercu Bendung Katulampa, yang berlokasi di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, mengatakan, hujan yang terjadi cukup rutin setiap sore hari berpotensi mengancam wilayah Jakarta.

"Meskipun dampak dari meningkatnya Sungai Ciliwung baru akan dirasakan warga Jakarta 10-12 jam kemudian, kondisi itu tetap mengancam warga Jakarta," kata Andi di pos Mercu Bendung Katulampa, akhir pekan lalu.

Andi mengatakan, peningkatan debit air Ciliwung disebabkan meningkatnya intensitas hujan selama beberapa minggu ini. Hujan yang mengguyur wilayah Puncak dan sekitarnya terjadi secara sporadis menjelang petang hingga malam. Kondisi ini diperparah dengan hujan yang merata yang terjadi di wilayah lain.

"Kalau hujannya hanya di Kota Bogor, dampaknya terhadap Jakarta tidak akan terlalu serius. Namun, jika di Puncak hujan deras dan terjadi secara konstan selama satu jam atau lebih, debit air Ciliwung akan langsung meningkat," ujar Andi.

Lebih lanjut, kata Andi, setelah sempat mencapai ketinggian 130 cm atau Siaga III banjir pada Kamis (18/11/2011) malam, ketinggian air Sungai Ciliwung berangsur-angsur turun hingga mencapai batas normal.

"Sekarang sudah sekitar 30 cm. Sudah normal. Setiap jam ada penurunan sampai normal sekitar pukul 02.00," kata pria yang sudah 25 tahun bertugas sebagai penjaga Mercu Bendung Katulampa.

Dia menjelaskan, batas normal Sungai Ciliwung di bawah 50 cm. Sementara dengan ketinggian mencapai 130 cm, berarti sekitar 216.000 liter air per detik yang mengalir ke hilir atau Jakarta. "Jumlah air sebanyak itu belum ditambah air hujan yang turun di wilayah utara Kabupaten Bogor, Depok, dan wilayah selatan Jakarta," katanya. (wid)


sumber : kompas